Saturday, September 29, 2018

Awalnya curiga, akhirnya bangga

🚘 AWALNYA CURIGA, SELANJUTNYA BANGGA

✍ pengalaman relawan peduli Lombok

Persiapan demi persiapan dilakukan demi menyongsong Program Nasional Peduli Pemulihan Lombok. Mulai dari belanja kebutuhan kelompok, alat pertukangan hinggan kebutuhan pribadi. Sebagian barang dibelanjakan dari uang pribadi. Semuanya demi membantu korban gempa Lombok.

Tim Santri Relawan peduli Lombok merasa sangat sedih dengan kondisi warga korban gempa. Inilah yang melecut semangat mereka untuk membantu  warga korban gempa, sesuai dengan kemampuan yang ada. Suka duka di lapangan siap dihadapi. Mereka yakin bahwa ini merupakan bagian dari perjuangan yang membutuhkan pengorbanan. "Kapan lagi kalau bukan sekarang," ungkap salah satu tim relawan peduli Lombok dengan mantap.

Pengalaman berharga jelas-jelas akan mereka dapatkan. Tentunya, relawan ini berharap kegiatan peduli Lombok ini bermanfaat, terkhusus bagi mereka sendiri. "Ini adalah ibadah
Ya harus dikerahkan semuanya. Walaupun pahit, harus siap!"

Pengalaman kurang mengenakkan itu sebagiannya sudah dimulai sejak persiapan keberangkatan. Tapi, dijalani dengan senang hati. Tepatnya, hari Jumat, 28 September 2018, Tim Relawan Santri Peduli Lombok belanja alat-alat pertukangan. Mereka membeli bor, gerinda, palu, gergaji, meteran dan lain-lain.

Untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan, semua alat tadi dimasukkan ke dalam boks alat. Ukuran boks lumayan besar, tapi praktis. Karena harus menampung sekian alat tadi. Bahan boks terbuat dari besi berwarna kuning.

Di tengah perjalanan membeli alat-alat tersebut, adzan shalat Jumat berkumandang. Tim Santri Relawan Peduli Lombok menghentikan langkah dan bersiap-siap masuk masjid untuk menunaikan shalat Jumat. Tentunya, dengan boks alat yang masih tertenteng.

Namun, tak disangka, tim santri peduli Lombok diteriaki seseorang. Teriakannya mengagetkan dan mengejutkan. "Awas bom!" teriak orang itu dengan suara keras.

Jelas, santri relawan peduli Lombok kaget. Orang itu lantas meminta agar boks tadi dibuka dan diperiksa. "Bukan bom Pak. Ini adalah alat-alat untuk dibawa ke Lombok. Untuk bakti sosial," kata salah satu santri sembari membuka kotak alat tadi.

Orang yang awalnya curiga tadi lantas mengawasi isi boks. Satu demi satu pandangannya tak melewatkan isi kotak. Hingga akhirnya ia benar-benar yakin bahwa isinya memang alat pertukangan.

"Mau dibawa ke Lombok?" tanyanya. "Iya Pak. Mau membantu warga korban gempa." Orang tersebut lantas berubah sikapnya. Awalnya curiga, selanjutnya bangga.

Bagaimana tidak bangga, anak-anak muda ini betul-betul punya jiwa kepedulian yang tinggi. Subhanallah, semoga menjadi santri yang peduli kepada negeri.

🌏 Ikuti update informasinya dengan bergabung di:

✅ Official Website: http://pemulihanlombok.com

📧 E-Mail : pemulihanlombok@gmail.com

✅ Channel Telegram : http://t.me/programpedulilombok

📲 Contac Person
+62 852-5973-8752

✅ Twitter : @lombok_peduli
#PeduliPemulihanLombok

No comments:

Post a Comment