Friday, August 30, 2019

Tali keimanan yang paling kuat

🍃🌷 JANGAN ENGKAU MENCINTAINYA 🌷🍃
Jika ia memusuhi Allah dan Rosul-Nya.
—------------------

🔰 Allah Ta’ala berfirman:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

”Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rosul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka...,” [ Al-Mujadilah : 22 ]

〰〰〰〰✅
📌 Qotadah bin Di’amah As-Sadusi (*) rohimahullah menjelaskan; (Seolah-olah Allah Ta’ala mengatakan kepada nabi-Nya) :

”Wahai Muhammad -shollallahu ‘alaihi wasallam-, Engkau tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rosul-Nya”;
👉 Maksudnya adalah ”Orang-orang yang memusuhi Allah dan Rosul-Nya.”

(*) Qotadah adalah seorang tabi’in. Bertemu dengan beberapa shahabat seperti 'Abdullah bin Sarjis, Anas bin Malik, dan Abu Tufail Al-Kinani rodhiyallahu ‘anhum.

📚 [ Lihat Tafsir Ath-Thobari (23/258) ]

—------------------📌
🔰 Dari shahabat 'Abdullah bin 'Abbas rodhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rosulullah shollallahu ’alaih wasallam mengatakan kepada (shahabatnya) Abu Dzar,

”Apa itu tali keimanan yang paling kuat?”

🔻 Abu Dzar rodhiyallahu ‘anhu menjawab: “Allah dan Rosul-Nya yang lebih tahu.”

🔻 Rosul shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab:

«الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ»

”Saling mencintai karena Allah, saling memusuhi karena Allah, Cinta karena Allah, Benci karena Allah.”

📚 [ HR. Ath-Thobaroni dalam “Al-Kabir” no.11537 (11/215) , dan Al-Baghowi dalam “Syarhus Sunnah” no.3468 (13/53). ]
Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rohimahullah dalam kitab Ash-Shohihah no.998 dan 17288, berdasarkan penguat-penguat yang ada.

〰〰💯 Beberapa kisah yang menjadi teladan kita dalam hal ini, di antaranya:
1- Kisah Nabi Ibrohim ’alaihis salam yang mengumumkan permusuhan dengan ayah serta kaumnya sampai mereka beriman kepada Allah semata. [ Al-Mumtahanah:4 ]
2- Kisah Abu Ubaidah Ibnul Jarroh rodhiyallahu ‘anhu yang membunuh ayah kafirnya saat perang Badar.
3- Kisah 'Abdullah bin 'Abdullah bin Ubay (putra seorang munafiq masyhur); Yang meminta izin kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam untuk membunuh ayahnya, namun Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam melarangnya.
4- Kisah Abu Bakr ash-Shiddiq rodhiyallahu ‘anhu yang memukul ayahnya (sebelum masuk Islam) ketika ia mencela Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
Dan kisah-kisah lain semisal.
📚 [ Lihat selengkapnya kitab “Adhwa`ul Bayan” (7/556); Asy-Syinqithi ]

〰〰〰〰📌
💯 Seorang mu'min tak akan mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rosul-Nya walaupun mereka adalah keluarga terdekat.

Wallahul Muwaffiq (AH)

●Channel Telegram yookngaji
◎◎◎◎◎◎◎◎◎
📖 Arsip Fawaid Ilmiyah:
https://t.me/fawaidsolo

●●●●●●●●●

No comments:

Post a Comment