Saturday, August 22, 2020

bulan Al Muharrom menurut kaum Syi'ah

┏๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ”ฐ๐ŸŒธ━━━━━━━━━━━━━┓
             *SALAFY  ONLINE*
┗━━━━━━━━━━━━━๐Ÿ“š๐Ÿ•‹๐Ÿ“ก┛

๐Ÿ”ด *BULAN AL MUHARROM MENURUT SYI'AH*

๐Ÿ“Œ Berbeda halnya dengan orang-orang syi’ah, apabila keumuman masyarakat Jawa menjadikan bulan Al Muharrom sebagai bulan istirahat dari melakukan aktivitas, justru orang-orang syi’ah menjadikannya sebagai hari belasungkawa. Pada setiap tanggal 10 Al Muharrom, orang-orang syi'ah di Iran mengadakan pawai akbar untuk memperingati hari terbunuhnya cucu Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam, Husein bin Ali Rodhiallahu 'anhumaa di padang Karbala.

๐Ÿ“ Acara rutin mereka tersebut dimulai sejak tanggal 1 sampai tanggal 10 Al Muharrom. Pada tanggal 1 Al Muharrom sampai tanggal 9 Al Muharrom mereka mengadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju Al-Huseiniyah. Al-Huseiniyah adalah tempat ibadah syi'ah, kalau kaum muslimin menyebutnya masjid, tetapi biasanya Al-Huseiniyyah digunakan untuk makam Imam, bukan untuk sholat, sedang sholat dilakukan di luar bangunan. Penamaan ini diambil dari nama Imam syi'ah ke 3, yaitu Al-Imam Husein bin Ali rodhiallahu 'anhumaa. 

‼️ Peserta pawai hanya mengenakan celana atau sarung saja sedangkan badannya terbuka. Selama pawai, mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi sehingga meninggalkan luka memar yang mencolok. 

Kemudian, pada acara puncak, mereka mengenakan kain berwarna putih dan ikat kepala berwarna putih pula. Setelah itu, mereka menghantamkan pedang, pisau, atau benda tajam lainnya ke kepala dan dahi mereka sehingga darah pun bercucuran. Darah yang mengalir ke kain putih membuat suasana semakin haru dan duka, bahkan tak sedikit di antara mereka yang menangis histeris. 

๐Ÿ”ฅ Lebih parah lagi, di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan, orang-orang syi'ah menutup acara mereka itu dengan malam gembira berupa mut'ah (baca; zina) masal. Na'audzu billahi min dzalik.

๐ŸŒ Demikianlah gambaran ringkas tentang aktivitas syi'ah di bulan Al Muharrom. Seperti yang telah kami sebutkan, tujuan utama mereka adalah untuk mengenang terbunuhnya Husein bin Ali rodhiallahu 'anhumaa.


๐Ÿ“ก Para pembaca rohimakumullah, sebagai seorang muslim tentu kita juga sangat bersedih dengan peristiwa tragis nan menyayat hati yang menimpa cucu Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam itu. 

๐Ÿ•‹ Namun, Islam melarang pemeluknya yang tertimpa musibah untuk berucap atau berbuat sesuatu yang menunjukkan ketidak-ridhoan kepada keputusan Allah, seperti, merobek baju, menampar pipi, menjambak rambut, menangis histeris, apalagi menyayat kepala dan dahi seperti yang dilakukan orang-orang syi'ah tersebut.

๐Ÿ“  Bandingkanlah kelakuan mereka itu dengan perbuatan Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dan ahlul bait (keluarga) beliau. 

๐Ÿ”— Ingatlah ketika Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam kehilangan putranya bernama Ibrohim.  Tidak ada yang beliau lakukan selain berucap, 

๐Ÿ“—”Sesungguhnya air mata terus mengalir dan hati ikut bersedih, tetapi kami tidak akan berucap kecuali yang diridhoi Allah. Dan sesungguhnya kami, wahai Ibrohim, merasakan kesedihan dengan kepergianmu”  (HR. Al-Bukhori) 

✔️ Demikian pula ketika beliau shollallahu 'alaihi wa sallam kehilangan seorang paman yang sangat beliau cintai, yaitu Hamzah bin 'Abdul Muththolib rodhiallahu 'anhu. Tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau dan ahlul baitnya memukul punggung-punggung mereka dengan rantai apalagi menghantamkan benda tajam ke kepala dan dahi mereka.

✅ Tidak pula cara berkabung ala syi’ah tersebut dipraktekan oleh Imam Husein rodhiallahu 'anhu ketika kehilangan ayahnya, 'Aliy bin Abi Tholib radhiallahu 'anhu, yang juga mati syahid secara zholim. Tidak pula dipraktekan oleh Hasan bin 'Aliy rodhiallahu 'anhumaa ketika kehilangan saudara kandungnya, yaitu Husein bin 'Aliy rodhiallahu 'anhumaa .

๐Ÿ Perbuatan nyeleneh seperti itu sengaja mereka (kaum muslimin) hindari karena tidak ingin mendapatkan ancaman Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam yang disebutkan dalam haditsnya: 

๐Ÿ“— "Bukan dari golongan kami barang siapa yang menampar pipi, merobek baju, atau meratap dengan ratapan jahiliyah." (HR. Al-Bukhori dan Muslim, dari shahabat 'Abdullah bin Mas'ud rodhiallahu 'anhu) 
 
⬇️⬇️⬇️

๐Ÿ Dalam hadits lain, beliau shollallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam para wanita peratap yang mati dan belum bertaubat, yaitu akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan pakaian dari tembaga meleleh yang berbau busuk.

๐Ÿ“ PENUTUP 

๐ŸŒป Para pembaca rohimakumullah, itulah fenomena yang terjadi di tengah-tengah umat seputar perbedaan menyikapi bulan Al Muharrom.

✔️ Sebagai seorang muslim seharusnya kita bisa membedakan antara syari'at dan adat. Syari'at harus dikedepankan, walaupun menyelisih adat. Sebaliknya, adat harus disingkirkan ketika menyelisihi syari'at, demikianlah Islam. Karena dengan sikap inilah Islam akan jaya. Adapun jika umat masih mengedepankan adat dan tradisi, walaupun bertentangan dengan syari'at, maka pada saat itulah mereka akan ditimpa kehinaan dan kerendahan, inilah makna hadits Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam:

ูˆَุฌُุนِู„َ ุงู„ุฐِّู„َّุฉُ ูˆَุงู„ุตَّุบَุงุฑُ ุนَู„َู‰ ู…َู†ْ ุฎَุงู„َูَ ุฃَู…ْุฑِูŠ

"Dan dijadikan kerendahan dan kehinaan bagi siapa saja yang menentang syari'atku." (HR. Al-Bukhori, dari shahabat 'Abdullah bin 'Umar rodhiallahu 'anhumaa) 

๐Ÿ•‹ Semoga tulisan ringkas ini bisa memberikan tambahan ilmu bagi saudara-saudaraku seiman dan semoga Allah selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin ya Robbal 'aalamiin...

selesai ...

๐Ÿ“ Buletin al-'ilmu Jember

#fawaidumum #muharram #syiah
@warisansalaf

๐Ÿ’ป๐Ÿ“ฒ *Join & Share* ๐Ÿ“ก
▶ *WA Washiilatu At Tarbiyyah*
     ๐Ÿ“ฉ wa.me/6285232330440
↘️ *Telegram:* 
     ๐Ÿ“š t.me/salafyonline
     ๐Ÿ–ผ t.me/salafyonline_poster
↘️ *Instagram*
     ๐Ÿ–ผ instagram.com/salafy_online
↘️ *Website:*
     ๐ŸŒ www.salafyonline.net

๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ

No comments:

Post a Comment