Thursday, July 30, 2020

jika hari raya id jatuh pada hari Jum'at

┏๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ”ฐ๐ŸŒธ━━━━━━━━━━━━━┓
             *SALAFY  ONLINE*
┗━━━━━━━━━━━━━๐Ÿ“š๐Ÿ•‹๐Ÿ“ก┛

๐Ÿ“š *ID JATUH PADA HARI JUM'AT*

Pertanyaan:
Apabila sholat ‘id jatuh pada hari Jum'at, apakah kita harus tetap sholat Jum'at atau hanya sholat zhuhur saja?

Jawaban:
Masalah ini diperselisihkan oleh 'ulama.

Pendapat pertama, sholat Jum'at tetap wajib atas seluruh kaum muslimin, baik yang melakukan sholat ‘id maupun yang tidak. 

Dalilnya adalah keumuman makna dalil-dalil yang mewajibkan sholat jumat. Ini adalah pendapat Abu Hanifah dan Malik. 

Pendapat ini lemah dan terbantah oleh hadits-hadits yang akan kami sebutkan.

Pendapat kedua, sholat Jum'at tetap wajib bagi kaum muslimin di perkotaan dan ada keringanan bagi penduduk perdesaan untuk tidak menghadirinya, tetapi wajib sholat zhuhur di rumah masing-masing. Ini adalah pendapat asy-Syafi’i rohimahullah yang berdalil dengan atsar ‘Utsman bin ‘Affan rodhiyallahu ‘anhu. Atsar tersebut diriwayatkan oleh Abu ‘Ubaid maula Ibnu Azhar yang meriwayatkan bahwa dirinya pernah menghadiri sholat ‘id bersama Kholifah ‘Umar rodhiyallahu ‘anhu, kemudian Kholifah ‘Utsman rodhiyallahu ‘anhu, kemudian Kholifah ‘Ali rodhiyallahu ‘anhu. Kata Abu ‘Ubaid meriwayatkan dari ‘Utsman rodhiyallahu ‘anhu,,

ุซُู…َّ ุดَู‡ِุฏْุชُ ุงู„ْุนِูŠุฏَ ู…َุนَ ุนُุซْู…َุงู†َ ุจْู†ِ ุนَูَّุงู†َ، ูَูƒَุงู†َ ุฐَู„ِูƒَ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ ูَุตَู„َّู‰ ู‚َุจْู„َ ุงู„ْุฎُุทْุจَุฉِ، ุซُู…َّ ุฎَุทَุจَ ูَู‚َุงู„َ: ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ، ุฅِู†َّ ู‡َุฐَุง ูŠَูˆْู…ٌ ู‚َุฏِ ุงุฌْุชَู…َุนَ ู„َูƒُู…ْ ูِูŠู‡ِ ุนِูŠุฏَุงู†ِ، ูَู…َู†ْ ุฃَุญَุจَّ ุฃَู†ْ ูŠَู†ْุชَุธِุฑَ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉَ ู…ِู†ْ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْุนَูˆَุงู„ِูŠ ูَู„ْูŠَู†ْุชَุธِุฑْ ูˆَู…َู†ْ ุฃَุญَุจَّ ุฃَู†ْ ูŠَุฑْุฌِุนَ ูَู‚َุฏْ ุฃَุฐِู†ْุชُ ู„َู‡ُ.

Kemudian aku menghadiri sholat ‘id bersama ‘Utsman bin ‘Affan rodhiyallahu ‘anhu, yang ketika itu jatuh pada hari Jum'at. Beliau sholat sebelum berkhutbah. Kemudian beliau berkhutbah dan berkata (dalam khutbahnya), “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya ini adalah hari yang terkumpul padanya dua ‘id bagi kalian. Maka dari itu, barang siapa dari penduduk "Awali yang suka menanti sholat Jum'at, silakan menanti. Barang siapa ingin pulang, sesungguhnya aku telah mengidzinkannya.” (HR. Al-Bukhori)

Pendapat ini juga lemah meskipun lebih baik daripada pendapat pertama, dan terbantah oleh hadits-hadits yang akan disebutkan.

Pendapat ketiga, wajib bagi imam (penguasa) kaum muslimin untuk menyelenggarakan sholat jumat di hari itu, agar dihadiri oleh kaum muslimin yang ingin melaksanakannya. Adapun keumuman kaum muslimin yang telah hadir sholat ‘id, ada keringanan untuk tidak hadir sholat Jum'at, tetapi wajib sholat zhuhur di rumah masing-masing. Ini adalah riwayat yang paling masyhur dari al-Imam Ahmad rohimahullah yang menjadi madzhab fuqoha Hanbali. Inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Baaz, dan Ibnu ‘Utsaimin. Dalilnya adalah:

1. Hadits an-Nu’man bin Basyir rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ูِูŠْ ุงู„ْุนِูŠุฏَูŠْู†ِ ูˆَูِูŠْ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ ุจِ{ุณَุจِّุญِ ุงุณْู…َ ุฑَุจِّูƒَ ุงู„ْุฃَุนْู„َู‰} ูˆَ{ู‡َู„ْ ุฃَุชَุงูƒَ ุญَุฏِูŠุซُ ุงู„ْุบَุงุดِูŠَุฉِ } ูˆَุฅِุฐَุง ุงุฌْุชَู…َุนَ ุงู„ْุนِูŠุฏُ ูˆَุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉُ ูِูŠْ ูŠَูˆْู…ٍ ูˆَุงุญِุฏٍ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ุจِู‡ِู…َุง ุฃَูŠْุถًุง ูِูŠْ ุงู„ุตَّู„ุงَุชَูŠْู†ِ

“Adalah Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam pada dua sholat ‘Id (Idul Fitri dan ‘Idul Adha) dan sholat Jum'at membaca surat al-A’la dan surat al-Ghosyiah. Jika ‘Id dan Jum'at berkumpul di hari yang sama, beliau membaca dua surat tersebut pada sholat ‘id dan sholat Jum'at.” (HR. Muslim)

Hadits ini secara gamblang menunjukkan bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam selaku imam kaum muslimin tetap mengadakan sholat Jum'at bersama kaum muslimin yang suka menghadirinya.

2. Beberapa sabda Rosulullah: 

▪️Hadits Zaid bin Arqom rodhiyallahu ‘anhu bahwasanya telah berkumpul dua hari raya (‘id dan Jum'at) pada masa Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam, lantas beliau sholat ‘id dan memberi rukhshoh (keringanan) untuk tidak menghadiri sholat Jum'at, beliau bersabda,

ู…َู†ْ ุดَุงุกَ ุฃَู†ْ ูŠُุตَู„ِّูŠَ ูَู„ْูŠُุตَู„ِّ.

“Barang siapa ingin sholat Jum'at, sholatlah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Hadits ini dinyatakan shohih oleh ‘Ali bin al-Madini, al-Hakim, adz-Dzahabi, dan an-Nawawi rohimahumullah. Namun, pada sanadnya ada Iyas bin Abi Ramlah asy-Syami yang majhul ‘ain (tidak dikenal). 

▪️Hadits Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ู‚َุฏِ ุงุฌْุชَู…َุนَ ูِู‰ ูŠَูˆْู…ِูƒُู…ْ ู‡َุฐَุง ุนِูŠุฏَุงู†ِ ูَู…َู†ْ ุดَุงุกَ ุฃَุฌْุฒَุฃَู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ ูˆَุฅِู†َّุง ู…ُุฌَู…ِّุนُูˆู†َ.

“Sungguh, telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya. Oleh karena itu, barang siapa hendak mencukupkan diri dengan shalat ‘id, hal itu telah mewakili sholat Jum'at. Adapun kami, akan tetap mengadakan sholat jum'at.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Dalam sanadnya ada Baqiyyah bin al-Walid, pelaku tadlis taswiyah dari Syu’bah dan selainnya, sedangkan dalam sanad ini dia meriwayatkannya dari Syu’bah tanpa mempertegas bahwa dirinya telah mendengarnya dari syaikhnya dan bahwa syaikhnya telah mendengarnya dari syaikhnya. Oleh karena itu, sanad ini dianggap dho’if (lemah). 

▪️Hadits Ibnu ‘Umar rodhiyallahu ‘anhumaa,

ูَุตَู„َّู‰  ุงุฌْุชَู…َุนَ ุนِูŠْุฏَุงู†ِ ุนَู„َู‰ ุนَู‡ْุฏِ ุฑَุณُูˆْู„ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุจِุงู„ู†َّุงุณِ ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ: ู…َู†ْ ุดَุงุกَ ุฃَู†ْ ูŠَุฃْุชِูŠَ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉَ ูَู„ْูŠَุฃْุชِู‡َุง ูˆَู…َู†ْ ุดَุงุกَ ุฃَู†ْ ูŠَุชَุฎَู„َّูَ ูَู„ْูŠَุชَุฎَู„َّูْ.

Telah berkumpul dua hari raya pada masa Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, lantas beliau sholat ‘id bersama kaum muslimin. Lalu beliau bersabda, “Barang siapa ingin hadir sholat Jum'at, hendaklah dia hadir. Barang siapa tidak ingin, silakan tidak hadir.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam sanadnya ada Jabbaroh bin al- Mughollis dan Mandal bin ‘Ali, keduanya dho’if (lemah). Alhasil, sanad hadits-hadits ini memiliki kelemahan, tetapi kelemahannya ringan dan bisa saling menguatkan. Bahkan, hadits yang pertama telah dinyatakan shohih oleh sebagian ahli hadits. 
Oleh karena itu, al-Imam al- Albani menyatakan bahwa hadits-hadits ini shohih. Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam selaku imam kaum muslimin tetap mengadakan sholat Jum'at bersama kaum muslimin yang suka menghadirinya, tetapi memberi keringanan bagi mereka yang tidak ingin hadir lantaran mencukupkan dengan sholat ‘id yang telah dihadirinya. 

Pendapat inilah yang terkuat seandainya tidak datang atsar ‘Abdullah bin Zubair rodhiyallahu ‘anhumaa dan hadits Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa yang akan kami sebutkan pada keterangan pendapat keempat.

Pendapat keempat, terdapat keringanan bagi imam dan seluruh kaum muslimin yang telah melaksanakan sholat ‘id untuk tidak menyelenggarakan sholat Jumat, karena telah terwakili dengan sholat ‘id. Namun, wajib sholat zhuhur di rumah masing-masing. Ini adalah salah satu riwayat dari al-Imam Ahmad rohimahullah. Pendapat ini yang dipilih oleh ash-Shon’ani, al-Albani, dan guru besar kami, Muqbil al-Wadi’i rohimahumullah. Al-Imam an-Nawawi rohimahullah juga menguatkan pendapat ini. 

Dalilnya adalah atsar ‘Abdullah bin Zubair rodhiyallahu ‘anhumaa dan hadits Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya dengan sanad shohih dari ‘Atho’ bin Abi Robah, ia berkata,

ุตَู„َّู‰ ุจِู†َุง ุงุจْู†ُ ุงู„ุฒُّุจَูŠْุฑِ ูِูŠْ ูŠَูˆْู…ِ ุนِูŠْุฏٍ ูِูŠْ ูŠَูˆْู…ِ ุฌُู…ُุนَุฉٍ ุฃَูˆَّู„َ ุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ، ุซُู…َّ ุฑُุญْู†َุง ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ، ูَู„َู…ْ ูŠَุฎْุฑُุฌْ ุฅِู„َูŠْู†َุง، ูَุตَู„َّูŠْู†َุง ูˆُุญْุฏَุงู†ًุง، ูˆَูƒَุงู†َ ุงุจْู†ُ ู„َู‡ُ، ุนَุจَّุงุณٍ ุจِุงู„ุทَّุงุฆِูِ، ูَู„َู…َّุง ู‚َุฏِู…َ ุฐَูƒَุฑْู†َุง ุฐَู„ِูƒَ ูَู‚َุงู„َ: ุฃَุตَุงุจَ ุงู„ุณُّู†َّุฉَ .

Ibnu Zubair sholat ‘Id bersama kami pada hari ‘id yang bertepatan dengan hari Jum'at di awal siang, kemudian kami berangkat untuk menghadiri sholat Jum'at. Tetapi, beliau tidak keluar untuk sholat Jum'at bersama kami. Akhirnya kami sholat zhuhur sendiri-sendiri. Ketika itu Ibnu ‘Abbas sedang berada di Tho’if. Tatkala dia pulang, kami menceritakan peristiwa itu kepadanya. Ibnu ‘Abbas lantas berkata, “Ibnu Zubair telah menepati sunnah.”

Hadits ini dinyatakan hasan atau shohih menurut syarat Muslim oleh an- Nawawi rohimahullah pada al-Majmu’ (4/359). Al-Albani menyatakan shohih pada Shohih Sunan Abi Dawud (no. 1071) dan al-Wadi’i menyatakan shohih menurut syarat Muslim pada al-Jami’ ash-Shohih (2/168).

๐Ÿ“ Atsar Ibnu Zubair rodhiyallahu ‘anhumaa menunjukkan secara jelas bahwa tidak wajib bagi imam dan seluruh kaum muslimin untuk mengadakan sholat Jum'at setelah melaksanakan sholat ‘id. Sebab, Ibnu Zubair rodhiyallahu ‘anhumaa adalah amirul mu'minin (penguasa tertinggi) pada masa itu, dan para shahabat yang masih hidup di masa itu tidak ada yang mengingkarinya. Justru, Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa membenarkannya dengan meriwayatkan hal itu sebagai sunnah Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini semakin kuat ditinjau dari segi makna mengingat sholat Jum'at secara makna adalah ‘id (hari raya) ditinjau dari dua sisi:

1. Tujuan berkumpul untuk perayaan ‘id (hari raya) Islam telah tercapai dengan sholat ‘id yang dianggap telah mewakili sholat Jum'at.

2. Syari'at ini biasa menyatukan dua ibadah yang jenisnya sama dalam satu 'amalan yang mewakili yang lainnya. Contoh lainnya: 
• Disatukannya wudhu' dalam mandi sehingga mandi sudah mewakili wudhu'. 
• Disatukannya dua mandi dalam satu mandi sehingga satu kali mandi sudah mewakili mandi lainnya. Inilah pendapat yang terbaik dalam masalah ini. 

Namun, tentu saja mengadakan sholat Jum'at lebih utama, berdasarkan hadits-hadits di atas yang menunjukkan bahwa Nabi selaku imam kaum muslimin tetap mengadakan sholat Jum'at bersama kaum muslimin yang suka menghadirinya, tetapi memberi keringanan bagi mereka yang tidak ingin hadir lantaran mencukupkan dengan sholat ‘id yang telah dihadirinya.

Pendapat kelima, gugur kewajiban sholat Jum'at dan sholat zhuhur sekaligus bagi imam dan seluruh kaum muslimin yang telah menghadiri sholat ‘id. Ini pendapat yang dipilih oleh asy- Syaukani. 

❌ Pendapat ini jelas keliru. Sebab, telah terjadi ijma’ (kesepakatan) di antara 'ulama bahwa jika sholat Jum'at luput, wajib sholat zhuhur. Ijma’ tersebut bersama ucapan ‘Atho’—pada atsar Ibnu Zubair rodhiyallahu ‘anhumaa di atas—“Akhirnya kami sholat zhuhur sendiri-sendiri” sangat jelas menunjukkan gugurnya pendapat ini. 

Berdasarkan inilah, al-Imam ash-Shon’ani rohimahullah dan para 'ulama lainnya menegaskan diwajibkannya sholat zhuhur bagi mereka yang tidak melaksanakan sholat Jum'at di hari itu. Adapun mengenai tidak keluarnya Ibnu Zubair rodhiyallahu ‘anhumaa ke masjid untuk sholat Jum'at, hal itu tidak berarti ia tidak sholat zhuhur. Sebab, bisa dipastikan bahwa ia sholat zhuhur di rumahnya, seperti halnya kaum muslimin lainnya. 

✅ Alhasil, pendapat terbaik adalah pendapat keempat yang telah berhasil memadukan seluruh dalil yang ada dan tsabit (tetap/shohih) dari Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam. Inilah yang dapat kami jabarkan sebagai jawaban masalah ini, wal ’ilmu ‘indallah.

Dijawab oleh al-Ustadz Abu 'Abdillah Muhammad as-Sarbini

๐ŸŒ https://asysyariah.com/id-jatuh-pada-hari-jumat/
@asysyariah
#ied #hariraya #jumat

๐Ÿ’ป๐Ÿ“ฒ *Join & Share* ๐Ÿ“ก
▶ *WA Washiilatu At Tarbiyyah*
     ๐Ÿ“ฉ wa.me/6285232330440
↘️ *Telegram:* 
     ๐Ÿ“š t.me/salafyonline
     ๐Ÿ–ผ t.me/salafyonline_poster
↘️ *Instagram*
     ๐Ÿ–ผ instagram.com/salafy_online
↘️ *Website:*
     ๐ŸŒ www.salafyonline.net

๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ

No comments:

Post a Comment