Friday, May 31, 2019

Hikmah puasa, sholat malam dan itikaf

┏📜📚📖━━━━━━━━━━━━━━┓
  Majmu'ah Riyadhussalafiyyin
┗━━━━━━━━━━━━━━📖📚📜┛

🌾🌻🗒 TUJUAN PUASA, SHALAT MALAM, DAN IKTIKAF

🌴 Bagusnya kondisi hati manusia dan keistiqamahannya sangat tergantung dengan bisa terkumpul atau tidaknya semua aspek amalan hati manusia dan kemudian hanya tertuju kepada Allah ﷻ saja.

Untuk mengumpulkan aspek-aspek hati yang terpencar tersebut, hanya bisa dilakukan dengan menghadap secara totalitas kepada Allah ﷻ saja.

⛔ Sementara itu, ada hal-hal yang justru membuat aspek-aspek hati tersebut semakin tercerai-berai. Hal-hal tersebut adalah berlebihan dalam makan, minum, tidur, berbicara, dan bergaul dengan manusia.

Berlebihan dalam perkara-perkara tersebut akan melemahkan perjalan menuju Allah ﷻ , bahkan menghalangi dan menghentikannya.

✅ Oleh karena itu, karena kasih sayang Allah ﷻ kepada manusia, maka Dia mensyariatkan amalan-amalan yang mengurangi dari diri manusia kelebihan dalam perkara-perkara tersebut.

Allah ﷻ menyariatkan puasa dalam rangka untuk menghilangkan kelebihan makan dan minum, serta mengosongkan hati dari syahwat yang bercampur dengan isi hati manusia.

Allah ﷻ juga mensyariatkan shalat malam untuk mengurangi kelebihan tidur.

Untuk mengurangi berlebihan dalam berbicara dan bergaul, Allah ﷻ mensyariatkan iktikaf.

✅ Dengan sebab iktikaf, hati akan tertuju dan terkumpul secara terus-menerusnya kepada Allah ﷻ dan menyendiri dengan-Nya, memutus kesibukan dengan para makhluk dan hanya menyibukkan diri dengan Allah Yang Mahasuci saja, yang mana pada tataran niat dan lintasan hati, ingatannya, kecintaannya, dan arahnya hanya kepada-Nya saja.

Sehingga, semua keinginan hatinya tertuju kepada Allah ﷻ saja. Semua lintasan pikirannya adalah berupa mengingat-Nya. Serta olah pikirnya adalah untuk mendapatkan keridhaan-Nya dan kedekatan kepada-Nya.

Jadilah perasaan senang dan tentram adalah kepada Allah ﷻ saja, sebagai pengganti dari merasa senang dan tentram terhadap makhluk.

✅ Oleh sebab itu, perasaan senang dan tentram kepada-Nya tersebut ditujukan untuk mendapatkan rasa senang dan tentram pada hari kengerian di alam kubur, yaitu ketika tidak ada yang memberikan ketenangan dan kegembiraan kecuali Dia. Inilah maksud terbesar dari iktikaf.

Tatkala maksud ini hanya tercapai jika dengan disertai puasa, maka iktikaf disyariatkan pada hari-hari yang paling utama di waktu puasa, yaitu sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan.

📚 (Disadur dari Kitab Zadul-Ma'ad, juz 2, hlm. 82-83, karya Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📝 *Catatan Penyadur:
Terwujudkah maksud disyariatkannya puasa, shalat malam, dan iktikaf tersebut pada diri kita?
Mari kita mengoreksi diri kita masing-masing.

Barakallahu fiikum.

_✒ Oleh: Ustadz Muhammad Rofi حفظه الله

➖ ➖ ➖ ➖ ➖
🕌 “Tetap hadir di majelis ilmu syar'i (tempat pengajian) untuk meraih pahala dan berkah lebih banyak dan lebih besar, insyaallah.”__

📲 Ayo Join dan Share :
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
↘️ Faedah:
📚 telegram.me/Riyadhus_Salafiyyin
↘️ Poster dan Video:
🖼 telegram.me/galerifaedah
↘️ Kunjungi Website Kami:
🌏 www.riyadhussalafiyyin.com

No comments:

Post a Comment