๐๐BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI MUSIBAH YANG BERAT
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุนَِู ุงَّููุจِِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุงَู ุชَุนََّูุฐُูุง ุจِุงَِّููู ู
ِْู ุฌَْูุฏِ ุงْูุจََูุงุกِ َูุฏَุฑَِู ุงูุดََّูุงุกِ َูุณُูุกِ ุงَْููุถَุงุกِ َูุดَู
َุงุชَุฉِ ุงْูุฃَุนْุฏَุงุกِ
Dari Abu Huroiroh –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: Mintalah perlindungan kepada Allah dari JAHDIL BALAA’ (musibah yang begitu berat dirasakan), DAROKISY SYAQOO’ (kesengsaraan), SUU-IL QODHO’ (keputusan yang buruk), dan kegembiraan musuh (atas keburukan yang menimpa kita) (H.R Al-Bukhori dan Muslim, lafadz sesuai riwayat Al-Bukhori)
๐กPenjelasan:
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam memberikan bimbingan kepada kaum muslimin untuk berdo'a minta perlindungan kepada Allah dari 4 hal, yaitu:
1. Jahdil Balaa’
Ibnu Baththol menjelaskan makna Jahdil Balaa’: segala yang menimpa manusia berupa kesulitan; kesempitan; penderitaan yang tidak mampu ditanggungnya maupun ditolaknya dari dirinya. Itulah yang termasuk Jahdil Balaa’. Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa beliau ditanya tentang apakah Jahdil Balaa’, beliau menjawab: Hanya memiliki harta yang sedikit sedangkan tanggungan (anggota keluarga yang harus dibiayai) banyak (syarh Shohih al-Bukhori karya Ibnu Baththol (10/110), juga dinukil al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (11/149)).
2. Darokisy Syaqoo’
Syaikh Ibnu 'Utsaimin rohimahullah menjelaskan: (berlindung agar tidak) ditimpa kesengsaraan. Kesengsaraan adalah lawan dari kebahagiaan. Kebahagiaan penyebabnya adalah 'amal sholih. Sedangkan kesengsaraan penyebabnya adalah 'amal yang buruk. Jika engkau berlindung kepada Allah dari terkena kesengsaraan, ini mengandung do'a agar engkau tidak melakukan 'amalan sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang sengsara (Syarh Riyadhish Sholihin (1/1688)).
anNawawiy menjelaskan: (permintaan perlindungan dari kesengsaraan itu) berlaku untuk (kesengsaraan) di akhirat maupun di dunia (al-Minhaaj syarh Shohih Muslim bin al-Hajjaaj (17/31)).
3. Suu-il Qodho’
Suu-ul qodho’ (keputusan yang buruk) bisa bermakna 2 kemungkinan:
Pertama: Seseorang mengambil keputusan yang buruk. Tidak berdasarkan kebenaran, tapi berdasarkan hawa nafsu.
Kedua: Allah menetapkan untuknya ketetapan (taqdir) yang buruk untuknya
(syarh Riyadhish Sholihin libni 'Utsaimin (1/1668))
4. Syamaatatil A’daa’
Syamaatatil A’daa’ adalah kegembiraan yang dirasakan pihak musuh karena bencana yang menimpa lawannya (al-Minhaaj syarh Shohih Muslim bin al-Hajjaaj (17/31)).
Untuk menjalankan perintah Nabi ini, kita bisa mengucapkan dalam do'a:
ุงَُّูููู
َّ ุฅِِّูู ุฃَุนُْูุฐُ ุจَِู ู
ِْู ุฌَْูุฏِ ุงْูุจََูุงุกِ َูุฏَุฑَِู ุงูุดََّูุงุกِ َูุณُูุกِ ุงَْููุถَุงุกِ َูุดَู
َุงุชَุฉِ ุงْูุฃَุนْุฏَุงุกِ
ALLAAHUMMA INNII A’UDZU BIKA MIN JAHDIL BALAA’ WA DAROKISY SYAQOO’ WA SUU-IL QODHO’ WA SYAMAATATIL A’DAA’ (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari JAHDIL BALAA’ (musibah yang begitu berat dirasakan), DAROKISY SYAQOO’ (kesengsaraan), SUU-IL QODHO’ (keputusan yang buruk), dan kegembiraan musuh (atas keburukan yang menimpa kita)
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melindungi dan memberikan keselamatan kepada segenap kaum muslimin....
(Abu 'Utsman Khorisman)
๐ก๐ก๐๐๐ก๐ก
WA al I'tishom
No comments:
Post a Comment