Thursday, April 30, 2020

bersaudara karena Allah

✅ BERSAUDARA KARENA ALLAH DAN TIDAK FANATIK KECUALI KEPADA KEBENARAN


🎙 Al-'Allamah Robi' bin Hadi al-Madkholi hafizhohullah


Kita memuji Allah Tabaroka wa Ta'ala atas keadaan saling mencintai diantara ikhwah dan persatuan yang baik ini, dan kami wasiatkan kepada mereka untuk bertaqwa kepada Allah dan saling bersaudara di jalan Allah karena mengharapkan wajah Allah 'Azza wa Jalla, karena sesungguhnya ini termasuk perkara yang paling besar di sisi Allah dan termasuk perkara yang paling dicintai oleh Allah.

Kalian mengetahui hadits tentang 7 golongan yang dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Diantara 7 golongan tersebut –saya sengaja tidak ingin memperpanjang– ada 2 orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bersatu karena-Nya dan berpisah juga karena-Nya. Keduanya bersatu di atas kecintaan karena Allah 'Azza wa Jalla dan berpisah di atas kecintaan karena Allah 'Azza wa Jalla, bukan karena fanatik kepada ini atau itu, tetapi semata-mata hanya mengharapkan wajah Allah 'Azza wa Jalla.

Rosulullah shollallahu 'alaihi was sallam juga bersabda:

‏«ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺯَﺍﺭَ ﺃَﺧًﺎ ﻟَﻪُ ﻓِﻲْ ﻗَﺮْﻳَﺔٍ ﺃُﺧْﺮَﻯ، ﻓَﺄَﺭْﺻَﺪَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺪْﺭَﺟَﺘِﻪِ ﻣَﻠَﻜًﺎ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﺗَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﻳْﻦَ ﺗُﺮِﻳْﺪُ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﺃُﺭِﻳْﺪُ ﺃَﺧًﺎ ﻟِﻲْ ﻓِﻲْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻘَﺮْﻳَﺔِ. ﻗَﺎﻝَ: ﻫَﻞْ ﻟَﻚَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻧِﻌْﻤَﺔٍ ﺗَﺮُﺑُّﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﻟَﺎ، ﻏَﻴْﺮَ ﺃَﻧِّﻲْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺘُﻪُ ﻓِﻲْ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ. ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﺈِﻧِّﻲْ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺑِﺄَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻗَﺪْ ﺃَﺣَﺒَّﻚَ ﻛَﻤَﺎ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺘَﻪُ ﻓِﻴْﻪِ‏»

"Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di negeri lain, maka Allah mengutus seorang malaikat di tengah perjalanannya, ketika malaikat itu bertemu dengannya maka dia bertanya: Kemana engkau akan pergi? Dia menjawab: Aku ingin mengunjungi saudaraku di negeri ini. Malaikat bertanya lagi: Apakah engkau ingin mendapatkan sebuah keni'matan darinya? Dia menjawab: Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah 'Azza wa Jalla. Malaikat tersebut berkata lagi: Sesungguhnya aku adalah malaikat yang diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Dia telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu itu karena-Nya."

(HR. Muslim no. 2567 –pent)

Maka hendaklah kalian saling mencintai karena Allah dan salinglah mengunjungi karena Allah!

Saya sampaikan kepada kalian sejarah salafiyyun, dahulu mereka dalam puncak persaudaraan. Tentu saja di masa-masa yang lalu mereka lebih dan lebih dibandingkan apa yang kita lihat, lebih banyak dan lebih banyak dibandingkan apa yang kita jumpai, yaitu salafiyyun di belahan bumi timur dan barat dan orang-orang non Arob mereka dahulu semuanya seakan-akan satu keluarga.

Orang India bertemu dengan orang Saudi, orang Yaman bertemu dengan orang... dan seterusnya, bertemu dengan orang dari semua negara dalam keadaan mereka semua seakan-akan bersaudara. Mereka terdidik oleh 'ulama yang sama, manhaj yang sama, aqidah yang sama, dan ketika menghadapi semua peristiwa –subhanallah– ini di timur, ini di barat, ini di Hijaz, mereka satu pendapat. Mengapa demikian? Karena manhaj mereka semua sama persis dan tempat mengambil air (keyaqinan) sama, baarokallahu fiikum.

Dan saya menjumpai dari semua wilayah Kerajaan (Arab Saudi) dari bagian utaranya, timurnya, baratnya, salafiyyun semuanya bersaudara, baarokallahu fiikum. Masyayikh di wilayah selatan mereka juga merupakan masyayikh bagi yang berada di wilayah utara, semuanya sama.

Tidak ada yang mengatakan bahwa syaikhnya hanya si fulan atau fulan, mereka semua adalah masyayikhnya, dan para penuntut 'ilmu mereka semua adalah saudara-saudaranya, baarokallahu fiikum.

Saya sekarang menasihatkan kepada para pemuda agar saling bersaudara seperti ini, jangan membeda-bedakan antara orang Saudi, orang Yaman, orang India, orang Pakistan, orang Sindi, dan orang Amerika (yang muslim –pent). Mereka semua bersaudara karena Allah, yang menyatukan mereka adalah tali Islam dan tali manhaj ini.


https://t.me/jujurlahselamanya/1982

⚠ INSYAALLAH BERSAMBUNG ⚠

✅ BERSAUDARA KARENA ALLAH DAN TIDAK FANATIK KECUALI KEPADA KEBENARAN (2) ✅


🎙 Al-'Allamah Robi' bin Hadi Al-Madkholi hafizhohullah


Dan saya menasihatkan kepada orang-orang yang terjun dalam mendidik dan mengajar; agar mereka mendidik murid-murid mereka di atas manhaj ini dan mencintai semua salafy di belahan bumi yang timur maupun yang barat, dan agar mereka tidak fanatik terhadap gurunya selama-lamanya. 

Tidak boleh fanatik kepada kelompok tertentu atau pribadi tertentu kecuali pribadi Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam, dan tidak boleh fanatik kepada kelompok tertentu kecuali terhadap para shahabat Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam.

Adapun Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam maka boleh fanatik terhadap pribadi beliau, karena kebenaran selalu bersama beliau di manapun beliau berada. Demikian juga para shahabat boleh fanatik terhadap mereka karena kebenaran selalu bersama mereka di manapun mereka berada.

Adapun selain mereka dari kalangan tabi'in hingga tinggal kita sekarang ini maka engkau jangan fanatik terhadap pribadi atau kelompok tertentu kecuali terhadap kebenaran.

Dan jika engkau selalu mengikuti kebenaran maka engkau akan menjumpainya pada Ahlus Sunnah jika mereka bersatu dan membebaskan diri dari hawa nafsu.

Maka saya menasihatkan kepada para pemuda agar saling bersaudara, tidak ada perbedaan antara orang Riyadh, orang Madinah, orang Karachi, orang New Delhi,  orang Amerika dan seterusnya. Mereka semua bersaudara karena Allah Tabaroka wa Ta'ala. Mereka diikat oleh Islam yang benar.

Saya menasihatkan kepada orang-orang yang terjun ke dalam tarbiyah para pemuda agar mereka mendidik para pemuda mereka di atas jiwa yang baik ini yang jauh dari fanatisme dan kekelompokan. Demi Allah yang tidak sesembahan yang benar selain Dia, di Madinah engkau tidak akan menjumpai para penuntut 'ilmu si A atau para penuntut 'ilmu si B. Mereka semua satu. Di Makkah demikian juga, di Selatan demikian juga, engkau tidak menjumpai hal seperti ini. Hanya saja fenomena ini ada di Riyadh, dan mungkin ada di tempat-tempat yang lain.

Fenomena ini wajib untuk dihabisi oleh salafiyyun, baik oleh para gurunya maupun oleh para penuntut 'ilmunya. Karena mereka adalah bersaudara seperti satu tubuh, jika ada salah satu bagian tubuhnya yang merasakan sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur. Inilah yang diinginkan oleh Allah dari kita.

Jika syaikhmu salah dan dia dikritik oleh syaikh yang lainnya, sementara kebenaran bersama syaikh yang lain tersebut, maka engkau hendaknya bersama syaikh yang lain ini, dan nasihatilah syaikhmu, jangan fanatik terhadapnya! Tidak boleh bagimu untuk fanatik terhadapnya.

Jika engkau fanatik terhadapnya hal itu diserupakan oleh Syaikhul Islam dengan orang-orang Tartar karena ini merupakan fanatisme jahiliyyah. Islam dan manhaj salaf berlepas diri darinya, dan kita mendidik di atas prinsip ini, dan kita berlepas diri kepada Allah dari tarbiyah yang menyelisihi tarbiyah yang diridhoi oleh Allah untuk kita dan disyari'atkan untuk kita.

Seandainya Ibnu Baaz dan Ibnu Taimiyyah rohimahumullah salah lalu dikritik oleh seseorang dengan benar, maka engkau jangan marah! Jika dia mengkritik dengan 'ilmu dan hujjah karena Allah 'Azza wa Jalla, maka –demi Allah– engkau tidak boleh mengatakan, "Orang ini mencela Ibnu Baaz dan Ibnu Taimiyyah." Jika dia mengkritik dengan benar, dengan adab dan memuliakan. Karena tujuannya adalah mengikat manusia dengan manhaj Allah, dan tidak mengikat mereka dengan kesalahan-kesalahan manusia siapapun mereka.


https://t.me/jujurlahselamanya/1982

⚠ INSYAALLAH BERSAMBUNG ⚠

✅ BERSAUDARA KARENA ALLAH DAN TIDAK FANATIK KECUALI KEPADA KEBENARAN (3) ✅


🎙 Al-'Allamah Robi' bin Hadi Al-Madkholi hafizhohullah


Bahkan seandainya seorang shahabat salah maka kita tidak boleh menerima kesalahannya. Salah seorang dari mereka ada yang salah dalam masalah tayammum dan dia berpendapat bahwa jika seseorang junub maka tidak boleh untuk mengerjakan sholat dengan tayammum sama sekali sampai dia mandi. Para salaf dari kalangan shahabat dan tabi'in mengatakan, "Tidak demikian." Dan mereka mengambil pendapat Ammar (bin Yasir) dan meninggalkan pendapat 'Umar dan Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhum. Dan juga mereka meninggalkan banyak perkara yang salah pada shahabat, tabi'in, dan para imam.

Asy-Syafi'i rohimahullah sendiri membantah kesalahan gurunya, al-Imam Malik rohimahullah. Padahal tidak ada seorangpun yang menghormati Malik seperti yang dilakukan oleh asy-Syafi'i, dan dia pernah mengatakan, "Jika para 'ulama disebut maka Malik adalah bintang yang tembus cahayanya." Walaupun demikian dia mengkritik gurunya tersebut.

Al-Laits (bin Sa'ad al-Fahmi) mengkritik Malik dan mengirim surat kepadanya, padahal dia mencintai dan memuliakannya. Baarokallahu fiykum.

Dan demikianlah mereka dahulu saling menasihati dan para pengikut mereka tidak ada yang marah. Kecuali pengikut Malik ada yang fanatik melawan asy-Syafi'i dan mereka terus fanatik membabibuta hingga hari ini. Sangat disayangkan ketika mulai muncul maka menyebar jiwa fanatisme.

Al-Bukhori rohimahullah dikritik oleh ad-Daruquthni dan yang lainnya, walaupun demikian tidak ada yang fanatik terhadap al-Bukhori, padahal beliau adalah Amirul Mu'minin dalam bidang hadits. Kenapa demikian? Karena ahli hadits sangat mencintai manhaj Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan salaf yang sholih.

Abu Hatim dan Abu Zur'ah mengkritik al-Bukhori tentang sekitar 700 perowi dalam kitabnya at-Tarikh. Walaupun demikian engkau tidak menjumpai seorangpun yang fanatik menyerang Abu Hatim dan Abu Zur'ah. Demikian seterusnya...

Maka jika saudaramu mengkritikmu dengan benar, maka caranya pertama kali nasihatilah dia (yang bersalah) dan katakan padanya, "Jika engkau menerima tidak masalah, dan jika engkau tidak menerima maka berilah udzur kepada saya, saya akan menjelaskan kepada manusia karena engkau di atas kesalahan." Dan dia menjelaskan dengan adab dan memuliakan saudaranya. Baarokallahu fiik.

Yang seperti ini nggak masalah, ini memerangi fanatisme jahiliyyah. Baarokallah fikum. Hawa nafsu semacam ini ada. Barakallahu fiykum. Kita dahulu tidak mengenalnya, kita mengenalnya sekarang setelah kelompok-kelompok jahat menyusup ke negeri ini, jiwa fanatisme ini merayap hingga ke sebagian salafiyyun, sehingga engkau menjumpai hal semacam ini.

Maka kita katakan kepada mereka: Ini termasuk bentuk persaudaraan dan nasihat, dan karena mereka adalah para pemuda yang tidak mengetahui sejarah Ahlus Sunnah wal Jama'ah sampai di masa ini, baarokallahu fiik.

Kalian mengetahui bagaimana dahulu al-Albani, Ibnu Baaz, dan Ibnu 'Utsaimin rohimahumullah saling mencintai dan bersaudara serta di waktu yang sama mereka saling membela dan saling menasihati.

Padahal al-Albani mengkritik Ibnu Baaz dengan kritikan yang pahit tentang masalah meletakkan tangan di dada dan beliau menyebut meletakkan tangan di dada setelah bangkit dari ruku' sebagai bid'ah, walaupun demikian Ibnu Baaz tidak marah dan mereka terus memegangi ijtihad mereka. Tetapi beliau (Ibnu Baaz) tidak memerangi al-Albani dan tidak marah kepadanya, bahkan beliau menghormatinya, memuliakannya, menulis surat kepadanya, mencintainya, menolongnya dan membelanya.

Al-Albani juga demikian dan Ibnu 'Utsaimin juga demikian, baarokallahu fiik. Mereka ini merupakan contoh yang paling dekat dengan kita. Dan para 'ulama salaf mereka dahulu lebih baik lagi dari keadaan ini. Maka pegangilah hal seperti itu, minimalnya seperti yang kalian rasakan di masa akhir-akhir ini.


https://t.me/jujurlahselamanya/1982

⚠ INSYAALLAH BERSAMBUNG ⚠

No comments:

Post a Comment