📚 KISAH ASHHABUS SABTI
🔹Aylah adalah kota yang terletak di tepi laut antara negeri Mesir dan Makkah. Ibnu Katsir rohimahullah dalam al-Bidayah wan Nihayah menambahkan, antara Madyan dan Thur. Negeri ini subur dengan kurma dan hasil laut berupa ikan yang berlimpah. Kota ini merupakan batas pertama wilayah Hijaz. Penduduknya terdiri dari berbagai ras. Kota ini termasuk batas kerajaan Romawi zaman dahulu.
▪️Negeri ini pula yang diisyaratkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya,
وَسَۡٔلۡهُمۡ عَنِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِي كَانَتۡ حَاضِرَةَ ٱلۡبَحۡرِ إِذۡ يَعۡدُونَ فِي ٱلسَّبۡتِ إِذۡ تَأۡتِيهِمۡ حِيتَانُهُمۡ يَوۡمَ سَبۡتِهِمۡ شُرَّعًا وَيَوۡمَ لَا يَسۡبِتُونَ لَا تَأۡتِيهِمۡۚ كَذَٰلِكَ نَبۡلُوهُم بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ
“Dan tanyakanlah kepada Bani Isroil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air. Di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (al-A’rof: 163)
❓Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintah Nabi-Nya agar menanyai orang-orang Yahudi di Madinah, tentang saudara-saudara mereka yang dahulu menyelisihi perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Kaum tersebut diterpa 'adzab secara tiba-tiba karena perbuatan dan tipu muslihat (hiyal) mereka dalam menyelisihi.
❗️Selain itu, Allah juga memerintah beliau shollallahu 'alaihi wa sallam untuk memperingatkan mereka agar tidak menyembunyikan sifat-sifat beliau yang tercantum dalam kitab mereka, agar mereka tidak terkena apa yang telah dialami oleh para pendahulu mereka.
Mereka adalah penduduk Aylah. Demikian uraian Ibnu Katsir rohimahullah dalam Tafsir-nya.
Konon, mereka masih berpegang dengan ajaran Taurat dalam menghormati hari Sabtu di masa itu. Waktu itu, mereka diharomkan melakukan usaha dalam bentuk apa pun. Sementara itu, ikan-ikan banyak berenang dari laut ke tempat mereka dengan tenang dan aman tanpa diganggu sedikit pun. Namun, pada selain hari Sabtu, ikan-ikan itu tidak pernah datang lagi.
Melihat hal ini, mereka pun melakukan tipu muslihat agar dapat menangkap ikan-ikan tersebut. Mereka memasang tali, jaring, dan perangkap, serta menggali lubang ke arah tempat air yang sudah mereka buat untuk menampung ikan-ikan yang dihanyutkan oleh air laut. Kalau ikan-ikan itu sudah berada di dalam lubang itu, mereka tidak dapat keluar lagi untuk kembali ke laut.
Mereka pun memasangnya pada hari Jum'at. Ketika ikan-ikan datang dan terperangkap pada hari Sabtu, mereka menutup jalur menuju laut sehingga ikan-ikan itu terperangkap. Setelah lewat hari Sabtu, mereka mengambil ikan-ikan tersebut.
Akhirnya, Allah subhanahu wa ta’ala murka dan melaknat mereka karena perbuatan mereka. Mereka melakukannya untuk melanggar perintah-Nya dan apa yang Dia haromkan dengan sebuah tipu muslihat. Secara kasat mata, seolah-olah mereka tidak berbuat apa-apa padahal mereka telah melakukannya.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/kisah-ashabus-sabti-1/
📲 https://t.me/asysyariah
No comments:
Post a Comment