Monday, October 26, 2020

renungan bagi orang yang merayakan maulid Nabi

🔥❌ *BENARKAH NABI HADIR DALAM MAJELIS BERZANJI, MAULID, DLL. SEHINGGA MEREKA BERDIRI UNTUK MENGHORMATINYA?* 💥


▶️ ❶ *Tidak ada yang mengetahui perkara ghoib kecuali berdasarkan berita dari wahyu melalui Rosul-Nya*

‹ (Allah) Yang Mengetahui hal ghoib, maka Dia tidak memberitahukan perkara ghoib-Nya kepada seorangpun kecuali kepada yang Dia ridhoi dari Rosul. › [QS Al-Jin: 26-27]

‹ Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghoib, dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini seorang malaikat. Aku tidaklah mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkannya?.” › [QS Al-An’am: 50].

▶️ ❷ *Hukum bagi orang yang mengaku-ngaku mengetahui hal ghoib*

Hukum bagi orang yang mengaku-ngaku mengetahui akan hal yang ghoib adalah Kafir.

‹ Katakanlah (Muhammad): “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” › [QS An-Naml: 65]

Jika Allah telah memerintahkan Nabinya untuk memerintahkan kepada orang-orang bahwa, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Allah”, maka jika ada orang yang mengaku-ngaku mengetahui 'ilmu ghoib, sungguh dia telah mendustakan Allah dan Rosul-Nya dalam berita ini.

▶️ ❸ *Permasalahan Roh / arwah-arwah, termasuk dalam urusan ghoib*
 
‹ Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh, katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Robbku.” Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. › [QS Al-Isro: 85].

▶️ ❹ *Sekilas Berita-berita tentang Ruh*

— Ruh tidak bisa kembali ke dunia lagi hingga kelak dibangkitkan.

‹ Dan dihadapan mereka ada Barzakh sampai hari mereka dibangkitkan. › [QS Al-Mu’minun: 100]

‹ Barzah adalah alam antara dunia dan akhirat. › Kata Mujahid di dalam Tafsir Ibnu Katsir.

— Ruh Nabi Muhammad berada di rofiq al a’la di surga

Hal ini ditunjukkan oleh do’a Beliau menjelang wafatnya: ‹ Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan sampaikan aku pada Rofiq yang tinggi. › [HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, lafadz pada Tirmidzi, lihat Silsilah Ash-Shohihah 6/2775 prog. Maktabah Syamilah]

▶️ ❺ *Sebuah dugaan atau persangkaan seseorang tidak bisa dijadikan tolok ukur kebenaran*

(Mereka menduga bahwasanya Allah berkehendak untuk mewujudkan kehadiran Nabi pada majelis-majelis mereka, maka terwujudlah. Dengan alasan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Kun Fayakun).

Merekapun menduga bahwa ruh-ruh orang yang sudah mati bisa kembali ke dunia meminta dikirimkan bacaan ini dan itu, menangis, tertawa, menampakan wadak halusnya dll dengan alasan serupa.

Persis alasan orang kafir yang menduga bahwasanya Allah berkehendak untuk mewujudkan adanya anak Allah melalui diri Maryam, maka terwujudlah. Dengan alasan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, Kuasa Tuhan. Semua itu adalah kedustaan yang besar.

Ingatlah,

‹ Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengiluti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. › [QS Al-An’am: 116]

‹ Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan. › [QS Yunus: 36]

‹ Dan mereka tidak mempunyai pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan, sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaidah sedikitpun terhadap kebenaran. › [QS An-Najm: 28]

▶️ ❻ *Jika bukan Ruh Nabi yang hadir, Lalu siapakah sebenarnya yang hadir di Majelis mereka itu?*

‹ Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaithon-syaithon itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa. › [Asy-Syu’aro: 221-222].

▶️ ❼ *Hukum berdiri di tempat untuk penghormatan bagi orang yang datang dalam keadaan hidup*

— Tahukah mereka bahwa Rosulullah [ﷺ] tidak suka dihormati dengan cara berdiri di tempat?

Nabi [ﷺ] bersabda: ‹ Barangsiapa yang menyukai manusia dalam posisi berdiri untuknya, maka persiapkanlah olehnya tempat duduknya dari neraka. › [HR. Ahmad, Shohih]

— Para Shahabat yang Mulia pun tak berdiri di tempat untuk menghormatinya 

Anas bin Malik rodhiAllahu ‘anhu berkata: ‹ Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rosulullah, dan mereka (para Shahabat) bila melihat Beliau tidaklah berdiri untuknya karena mereka tahu bahwa Beliau tidak suka akan hal itu. › [HR. At-Tirmidzi, Shohih]

Janganlah berdiri di tempat untuk menghormat, agar engkau tidak menjadi penolong syaithon

‹ Dan jangan kalian menjadi penolong bagi syaithon untuk mencelakakan saudara kalian. › [HR. Al-Bukhori] 

Sungguh orang-orang yang berdiri di tempat guna menghormat tersebut telah menjadi penolong syaithon agar menumbuhkan rasa kecintaan terhadap sikap berdiri bagi orang yang datang.

Ini keadaan hukum yang diberlakukan bagi orang yang datang dalam keadaan hidup, lalu bagaimana jadinya jika ternyata yang diperlakukan demikian itu adalah orang yang datang ternyata sudah mati, dengan sekedar menduga Ruhnya telah datang secara ghoib? Atau menyangka ruh+jasadnya yang hadir secara ghoib?

▶️ ❽ *Sebagian Contoh Fatwa 'Ulama*

*Hukum Berkumpul untuk acara Maulid dan Pengakuan bahwa Nabi [ﷺ] hadir dalam majelis*

*Soal 5:*

Apa hukum berkumpulnya orang-orang untuk acara Maulid dengan pengakuan mereka bahwasanya Nabi [ﷺ] menghadiri majelis-majelis mereka? Dan apakah perkumpulan ini sah secara syari’at? Dan apa yang sepantasnya bagi kita untuk melakukannya pada hari kelahiran Nabi [ﷺ], dan kapan Beliau dilahirkan? Pada hari apa? Bulan apa? Tahun berapa? Dan apakah Nabi [ﷺ] hidup di dalam quburnya sekarang ataukah tidak?

*Jawab 5:*

Berkumpulnya orang-orang untuk menghidupkan malam kelahiran/Maulid dan membaca sejarahnya adalah tidak disyari’atkan. Bahkan itu adalah bid’ah yang diada-adakan. Sedangkan pengakuan mereka; bahwasanya Nabi [ﷺ] menghadiri majelis-majelis mereka adalah kedustaan.

Padahal Nabi [ﷺ] hidup di dalam quburnya dengan kehidupan alam barzakh, merasakan kesenangan didalamnya dengan keni'matan Jannah/Surga, dan bukan seperti kehidupan di dalam dunia. Sebab sesungguhnya Beliau telah wafat, dimandikan, dikafani, dan disholati dengan sholat janazah dan juga sudah diqubur sebagaimana yang lain. Dan Beliau orang yang pertama kali nanti dibangkitkan dari quburnya pada hari kiamat.

Dan sungguh Allah ta’ala telah berfirman mengajak bicara kepadanya: ‹ Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). › Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Robbmu. › [QS Az-Zumar:30-31]

Dan Dia subhanahu berfirman: ‹ Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari quburmu) di hari kiamat. › [QS Al-Mu'minun: 15-16]

Wabillahi taufiq, washollallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shohbihi wasallam.

Al-Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil ilmiyah wal ifta
Ketua: 'Abdul 'Aziiz bin 'Abdullah bin Baaz
Wakil ketua: 'Abdurrozaq 'Afifi
Anggota: 'Abdullah Ghudayan
Anggota: 'Abdullah bin Qu’ud


▶️ ❾ *Kesimpulan*

Nabi [ﷺ] tidak hadir di majelis-majelis siapapun dan di manapun, orang yang menyatakan perihal kehadiran beliau adalah dusta dan pendusta. Keyaqinan demikian adalah salah, sesat lagi menyesatkan. Sehingga ruh Nabi tidak bisa dipanggil ke dunia ini dengan ritual pembacaan Berzanji ataupun yang lainnya. Tentu lebih tidak akan bisa dipanggil ruh-ruh orang yang lebih rendah kedudukannya di bawah beliau baik dari kalangan Aulia’/para wali, orang-orang sholih, syaikh, mursyid, kiyai, habaib, dll. Wallahu ‘alam bishowab.

Url: http://bit.ly/Fw410514
@ukhuwahsalaf
#acara #majelis #bidah #berjanji #hadir #maulidnabi

↘️ *Gabung Dan Bagikan:*
📚 t.me/salafyonline
🌎 simpellink.com/salafyonline

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃

No comments:

Post a Comment