Tuesday, July 30, 2019

Ringkasan tata cara 'umroh

🌍 RINGKASAN TATA CARA 'UMROH

Hal-hal yang dilakukan saat ber 'umroh adalah:

1. Berihrom dari miqot.
Berihrom artinya meneguhkan niat untuk melakukan 'umroh atau haji. Dalam hal ini melaksanakan 'umroh terlebih dahulu, sehingga berihrom untuk 'umroh. Mengucapkan: Labbaikallaahumma 'umrotan.

Miqot adalah titik-titik awal keberangkatan bagi orang yang berniat 'umroh atau haji. Seseorang yang akan berhaji atau 'umroh yang domisilinya lebih jauh dari miqot, ia tidak boleh melewati miqot dalam keadaan belum berihrom. Apabila ia baru berihrom setelah melewati miqot, maka ia terkena dam, yaitu menyembelih kambing untuk diberikan pada penduduk faqir miskin di Tanah Harom (Makkah dan sekitarnya).

Ada beberapa miqot yang ditentukan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Namun, bagi penduduk Indonesia setidaknya perlu mengenal 2 miqot sesuai dari mana arah keberangkatan menuju Masjidil Harom. Jika ia bertolak dari Madinah, mengikuti Miqot penduduk Madinah yaitu dari Dzulhulaifah atau yang dikenal juga dengan Bir Ali (±15 km dari Madinah). Sedangkan jika dari Indonesia langsung menuju Jeddah dan kemudian ke Masjidil Harom, miqotnya mengikuti penduduk Yaman, yaitu Yalamlam. Dalam kondisi semacam ini seorang calon jama'ah haji berihrom di atas pesawat (biasanya diinformasikan oleh petugas di pesawat).

Sebelum berihrom, seseorang perlu mempersiapkan diri dengan mandi, menjalankan sunnah-sunnah fitroh, kemudian bersiap dengan pakaian ihrom. Pakaian ihrom untuk laki-laki hanyalah 2 lembar kain. Satu lapis dipakai sebagai sarung. Satu lapis lagi untuk menutupi tubuh bagian atas.

2.  Bertalbiyyah sepanjang perjalanan dari miqot menuju Masjidil Haram. Bagi laki-laki disunnahkan mengeraskan suara, sedangkan bagi perempuan cukup didengar sendiri.

3. Thowaf 'Umroh

Sebelum masuk Masjidil Haram membaca do'a masuk masjid yang diajarkan Nabi. Kemudian melakukan thowaf 7 kali putaran. Thowaf bermula dari sejajar Hajar Aswad dan berakhir juga dengan sejajar Hajar Aswad. Setiap kali sejajar Hajar Aswad disunnahkan mengusap dan mengucapkan Bismillah Allahu Akbar. Namun jika tidak bisa mengusap cukup mengisyaratkan ke arah Hajar Aswad dan membaca Allahu Akbar saja. Disunnahkan juga mengusap Rukun Yamani. Saat berjalan antara Rukun Yamani dengan Hajar Aswad disunnahkan membaca:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Selama putaran di bagian lain tidak ada dzikir khusus, namun memperbanyak do'a dan dzikir secara umum.

Demikian tata cara thowaf apapun secara ringkas. Namun, pada thowaf qudum atau"__thowaf 'Umroh__ ada 2 kekhususan yang disunnahkan untuk kaum lelaki, yaitu:1) al-Idhthibaa’, yaitu mengubah posisi kain ihrom bagian atas sehingga pundak kanan terbuka. Itu hanya selama 7 putaran thowaf 'umroh saja. Thowaf lain maupun aktivitas ibadah haji yang lain tidak disunnahkan al-Idhthibaa’.  2) Mempercepat langkah kaki di 3 putaran pertama, yang disebut ar-roml dan berjalan biasa di 4 putaran terakhir.

4. Sholat 2 roka'at di belakang maqom Ibrohim setelah thowaf

Setelah thowaf, disunnahkan melakukan sholat 2 roka'at di belakang maqom Ibrohim (tempat pijakan kaki Nabi Ibrohim dulu saat meninggikan pondasi Ka’bah). Dalam perjalanan dari Hajar Aswad menuju maqom Ibrohim disunnahkan membaca:

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Kemudian sholat 2 roka'at di belakang maqom Ibrohim, jika tidak memungkinkan dilakukan di mana saja di Masjidil Haram. Di roka'at pertama membaca al-Fatihah dan Surat al-Kafirun, sedangkan di rokaat kedua membaca al-Fatihah dan surat al-Ikhlas. Setelah itu disunnahkan menuju keran air zam-zam untuk meminum air zam-zam.

--©--

5. Sa’i antara bukit Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali lintasan

Menuju bukit Shofa yang berjarak sekitar 150m ke arah tenggara Hajar Aswad. Bersiap melakukan sa’i. Saat mendekati bukit Shofa membaca:

إِنَّ الصَّفَا والْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Kemudian menyatakan:

أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ

Di atas bukit Shofa berusaha melihat Ka’bah, kemudian mengangkat tangan berdo'a apa saja. Selanjutnya bertakbir dan membaca dzikir:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Kemudian berdo'a lagi sesuai keinginan. Kemudian melakukan hal itu (takbir dan dzikir itu) 3 kali. Setelah itu, turun menuju bukit Marwah yang berjarak sekitar 400 – 500an meter dengan berjalan kaki. Namun saat berada di antara tanda hijau mempercepat langkah bagi laki-laki. Sesampai di dekat bukit Marwah, naik ke atas. Berusaha melihat Ka’bah. Melakukan seperti yang dilakukan di atas bukit Shofa. Demikian dilakukan sebanyak 7 kali lintasan. Dari Shofa ke Marwah terhitung 1 kali. Dari Marwah ke Shofa lagi sudah terhitung 2 lintasan. Naik ke atas bukit adalah sunnah. Yang terpenting adalah melakukan perjalanan Shofa ke Marwah itu sebanyak 7 kali lintasan.

6. Mencukur rambut, sehingga kemudian tercapailah tahallul

Bagi laki-laki lebih utama mencukur habis rambut, kecuali jika 'umrohnya berdekatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah, dikhawatirkan saat memotong rambut di masa haji rambutnya belum tumbuh. Boleh tidak menggundul, namun sekedar memendekkan. Kalau pun memendekkan rambut, menyeluruh meliputi seluruh sisi kepala. Jangan sampai salah satu atau beberapa sisi kepala saja yang rambutnya dipotong, sedangkan sisi yang lain dibiarkan tanpa terpotong sama sekali. Untuk kaum wanita, memotong rambut hanya pada ujung rambut setelah semua rambut dikumpulkan. Dipotong seukuran kurang lebih 2 cm saja. Dengan ini maka tercapailah tahallul, sudah terlepas dari ihrom 'umroh. Menunggu masa berihrom haji di tanggal 8 Dzulhijjah.

📑 (dikutip dari buku "Hadiah untuk Ikhwan, Manasik Haji dan Umrah Menggapai Ridha arRahmaan", karya Abu Abdirrahman Sofian dan Abu Utsman Kharisman) | WA al I'tishom

•••┈••••○❁📖❁○••••┈•••
🏡 Publikasi Salafy Baturaja
🌏 Channel Telegram: t.me/salafybaturaja
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

No comments:

Post a Comment