Sunday, February 16, 2020

menyingkap syubhat

#Menyingkap #Syubhat
🚇PERMASALAHAN KHILAFIYAH TIDAK BOLEH ADA PENGINGKARAN DI DALAMNYA! BENARKAH?


Imam al-Auza’i rohimahullah berkata:

{ وما من عالم إلا وله زلة ومن جمع زلل العلماء ثم أخذ بها ذهب دينه }

“Tidak ada dari seorang 'alim pun kecuali pasti ia memiliki kekeliruan (dalam ijtihad -pen). Barangsiapa yang mengumpulkan kekeliruan ijtihad para 'ulama lalu ia mengambilnya, maka hilanglah agamanya.”

📚[Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, 10/211]


Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata:

“Perkataan mereka bahwa permasalahan khilaf tidak ada pengingkaran di dalamnya tidaklah benar.

→ Sebab sikap pengingkaran ada kalanya diarahkan kepada sebuah perkataan, fatwa atau suatu 'amalan.

(•) Adapun yang pertama, apabila perkataan tersebut menyelisihi as-Sunnah atau ijma’ yang masyhur, maka wajib mengingkarinya berdasarkan kesepakatan 'ulama. Jika tidak demikian (maksudnya tidak ada kesepakatan-pen) maka dijelaskan kelemahan dan penyelisihannya terhadap dalil. Hal ini pun tetap ada pengingkaran.

(•) Adapun suatu 'amalan, apabila menyelisihi as-Sunnah atau ijma’, maka wajib mengingkarinya berdasarkan tahapan-tahapan dalam pengingkaran. Bagaimana mungkin seorang faqih menyatakan tidak boleh ada pengingkaran terhadap berbagai masalah yang diperselisihkan. Sementara para fuqoha’ dari seluruh golongan telah menyatakan dengan jelas keharusan dibatalkannya keputusan hukum seorang hakim, jika menyelisihi al-Kitab atau as-Sunnah meskipun telah disetujui oleh sebagian 'ulama.

(•) Adapun bila dalil permasalahan tersebut tidak terdapat dalam as-Sunnah dan ijma’, namun hanya dilandasi ijtihad, maka diperbolehkan perselisihan (pemahaman –pen) di dalamnya. Sehingga tidak diingkari seorang yang melakukannya karena berijtihad atau bertaqlid.”

📚[I’laamul Muwaqqi’in, 3/300]

Url: http://bit.ly/Fw410503 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: abul-harits•blogspot•com - Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 17 Rojab 1434H

No comments:

Post a Comment