Thursday, October 1, 2020

mengenal rububiyyah Allah

┏🇮🇩🔰🌸━━━━━━━━━━━━━┓
             *SALAFY  ONLINE*
┗━━━━━━━━━━━━━📚🕋📡┛

📚 *MENGENAL RUBUBIYAH ALLAH*

✅ Rububiyah Allah subhanahu wa ta’ala ialah mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam tiga perkara: penciptaan, kekuasaan, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyah, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin, hlm. 14)

📝 Maknanya, menyaqini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizqi, mendatangkan segala manfaat, dan menolak segala mudhorot. Dialah Dzat yang mengawasi dan mengatur alam semesta. Allah adalah penguasa, pemilik hukum, dan segala hal, yang menunjukkan kekuasaan-Nya yang tunggal.

✅ Berdasarkan hal ini, seorang mu'min harus meyaqini bahwa tidak ada seorang pun yang menandingi Allah subhanahu wa ta’ala dalam urusan tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan,

قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ٤

Katakanlah, “Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” (al-Ikhlash: 1—4)

❌ Apabila seseorang meyaqini bahwa ada pihak selain Allah subhanahu wa ta’ala yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang disebutkan di atas, berarti orang tersebut telah menzholimi Allah subhanahu wa ta’ala. Orang itu berarti menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam masalah rububiyah Allah subhanahu wa ta’ala, sebagian orang kafir jahiliah tidak mengingkarinya sedikit pun. Mereka meyaqini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala semata. Mereka tidak menyaqini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal-hal itu.

❓Lantas, apa tujuan mereka menyembah tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau tuhan-tuhan mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Apa yang mereka inginkan dari sembahan itu?

Allah subhanahu wa ta’ala telah menceritakan di dalam Al Quran bahwa mereka memiliki dua tujuan.

▪️Pertama, mendekatkan diri mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan sedekat-dekatnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah,

وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰٓ

Orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan), “Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya.” (az-Zumar: 3)

▪️ Kedua, agar mereka memberikan syafa'at (pembelaan) di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَيَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡ وَيَقُولُونَ هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِۚ

“Mereka menyembah selain Allah, sembahan-sembahan yang tidak bisa memberikan mudhorot dan manfaat bagi mereka. Mereka berkata, Mereka (sembahan-sembahan itu) adalah yang memberi syafa'at untuk kami di sisi Allah.” (Yunus: 18) (lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab)

☑️ Keyaqinan sebagian orang kafir terhadap rububiyah Allah subhanahu wa ta’ala telah dijelaskan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam beberapa firman-Nya. Di antaranya,

وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَهُمۡ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۖ فَأَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ

Kalau kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan mereka?” Mereka akan menjawab, “Allah.” Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)? (az-Zukhruf: 87)

وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۖ فَأَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ

Dan kalau kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan?” Mereka akan mengatakan, “Allah.” Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” (al-Ankabut: 61)

وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ مِنۢ بَعۡدِ مَوۡتِهَا لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۚ

Dan kalau kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya?” Mereka akan menjawab, “Allah.” (al-Ankabut: 63)

Demikianlah Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan tentang keyaqinan mereka terhadap tauhid rububiyah-Nya. Sebatas keyaqinan mereka tersebut tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam. Sekadar keyaqinan tersebut masih menyebabkan halalnya darah dan harta mereka. Karena itu, Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam mengumumkan peperangan melawan mereka.

❗️Maka dari itu, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan aqidah yang melanda. Banyak yang masih menyaqini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudhorot dan mendatangkan manfaat, meluluskan mereka dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit.

❗️Mereka pun berbondong-bondong meminta-minta di quburan orang-orang sholih, quburan para wali, atau di tempat-tempat keramat.

❗️Mereka juga mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung—atau dengan istilah sekarang, paranormal. Semua perbuatan dan keyaqinan ini merupakan keyaqinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

💎 Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizqi, menyembuhkan segala penyakit, menolak segala marabahaya, memberikan segala manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan, selain Allah subhanahu wa ta’ala.

✅ Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata, tidak kepada selain-Nya.


🖥 Simak selengkapnya:

🌏 https://asysyariah.com/mengenal-allah/
@asysyariah
#rububiyah

💻📲 *Join & Share* 📡
▶ *WA Washiilatu At Tarbiyyah*
     📩 wa.me/6285232330440
↘️ *Telegram:* 
     📚 t.me/salafyonline
     🖼 t.me/salafyonline_poster
↘️ *Instagram*
     🖼 instagram.com/salafy_online
↘️ *Website:*
     🌐 www.salafyonline.net

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃

No comments:

Post a Comment