┏๐ฎ๐ฉ๐ฐ๐ธ━━━━━━━━━━━━━┓
*SALAFY ONLINE*
┗━━━━━━━━━━━━━๐๐๐ก┛
๐๐ *PRINSIP AHLUS SUNNAH TERKAIT DENGAN KETA'ATAN KEPADA ULIL AMRI (Pemerintah Islam)*
1⃣ Ahlus Sunnah berkeyaqinan wajibnya menta'ati ulil amri.
Berdasarkan :
๐ Firman Allah Ta’ala :
{َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุฃَุทِูุนُูุง ุงََّููู َูุฃَุทِูุนُูุง ุงูุฑَّุณَُูู َูุฃُِููู ุงْูุฃَู
ْุฑِ ู
ُِْููู
} [ุงููุณุงุก: 59]
“Wahai orang-orang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rosul, serta ulil amri di antara kalian.” (An-Nisa’ : 59)
๐ Sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam :
«ุงุณْู
َุนُูุง َูุฃَุทِูุนُูุง َูุฅِِู ุงุณْุชُุนْู
َِู ุญَุจَุดٌِّู َูุฃََّู ุฑَุฃْุณَُู ุฒَุจِูุจَุฉٌ»
“Dengar dan ta'atilah (ulil amri), meskipun yang diangkat adalah seorang budak habasyi seakan-akan kepalanya adalah biji anggur.” (HR. Al-Bukhori693)
«ุฃُูุตُِููู
ْ ุจِุชََْููู ุงَِّููู َูุงูุณَّู
ْุนِ َูุงูุทَّุงุนَุฉِ، َูุฅِْู ุนَุจْุฏًุง ุญَุจَุดًِّูุง»
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, dan mendengar dan ta'at (kepada ulil amri), meskipun (yang menjadi ulil amri) adalah seorang budak habasyi.” (HR. Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676)
•••••••••••••••••••••
๐ ๐๐ก Majmu'ah Manhajul Anbiya
@ManhajulAnbiya
๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐ *PRINSIP AHLUS SUNNAH TERKAIT DENGAN KETA'ATAN KEPADA ULIL AMRI (Pemerintah Islam)*
2⃣ Keta'atan Kepada ulil amri tersebut wajib, baik dalam perkara yang kita sukai ataupun dalam perkara yang kita benci, selama ulil amri tersebut masih muslim
«ุฃَْู ุจَุงَูุนََูุง ุนََูู ุงูุณَّู
ْุนِ َูุงูุทَّุงุนَุฉِ، ِูู ู
َْูุดَุทَِูุง َูู
َْูุฑََِููุง، َูุนُุณْุฑَِูุง َُููุณْุฑَِูุง َูุฃَุซَุฑَุฉً ุนَََْูููุง، َูุฃَْู ูุงَ َُููุงุฒِุนَ ุงูุฃَู
ْุฑَ ุฃََُْููู، ุฅَِّูุง ุฃَْู ุชَุฑَْูุง ُْููุฑًุง ุจََูุงุญًุง، ุนِْูุฏَُูู
ْ ู
َِู ุงَِّููู ِِููู ุจُุฑَْูุงٌู»
“Kami berbaiat (kepada Rosulullah) untuk mendengar dan menta'ati (ulil amri), baik dalam kondisi kami senang atau benci, baik dalam kondisi lapang maupun sulit, dan walaupun mereka menghalangi hak-hak kami. Dan kami berbaiat untuk tidak mencabut kepemimpinan tersebut dari orang yang memegangnya, kecuali jika kalian melihat (mendapati) kekufuran yang nyata (pada ulil amri tersebut) yang kalian memiliki bukti dari Allah tentang kekufurannya.” (Al-Bukhori 7056, Muslim 1079)
•••••••••••••••••••••
๐ ๐๐ก Majmu'ah Manhajul Anbiya
@ManhajulAnbiya
๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐ *PRINSIP AHLUS SUNNAH TERKAIT DENGAN KETA'ATAN KEPADA ULIL AMRI (Pemerintah Islam)*
3⃣ Keta'atan kepada ulil amri tersebut wajib, baik ulil amri itu adil maupun zholim/banyak melakukan kemunkaran
๐ Rosulullah — shollallahu 'alaihi wa sallam — bersabda :
«ุฅَُِّููู
ْ ุณَุชَุฑََْูู ุจَุนْุฏِู ุฃَุซَุฑَุฉً َูุฃُู
ُูุฑًุง ุชُِْููุฑََُูููุง» َูุงُููุง: َูู
َุง ุชَุฃْู
ُุฑَُูุง َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู؟ َูุงَู: «ุฃَุฏُّูุง ุฅَِِْูููู
ْ ุญََُّููู
ْ، َูุณَُููุง ุงََّููู ุญََُّููู
ْ»
“Sesungguhnya kalian akan melihat sepeninggalku atsaroh (yakni korup) dan berbagai perkara yang kalian mengingkarinya.” Wahai Rosulullah kalau begitu apa yang engkau perintahkan kepada kami? Rosulullah menjawab,“Tunaikanlah kepada mereka (ulil amri) hak mereka (yakni ta'atilah mereka), dan mintalah kepada Allah hak kalian.” (Al-Bukhori 7052, Muslim 1843).
๐ Menjelaskan hadits di atas, an-Nawawi rohimahullah mengatakan,
“berita ini merupakan salah satu mukjizat kenabian. Berita ini telah terjadi berulang-ulang, dan peristiwa tersebut didapati berkali-kali. Pada hadits tersebut terdapat dorongan untuk tetap mendengar dan menta'ati (ulil amri) meskipun ulil amri-nya adalah seorang yang zholim dan sangat lalim. Maka ulil amri tersebut tetap wajib ditunaikan haknya, yaitu keta'atan kepadanya, tidak memberontak terhadapnya dan tidak melepaskan (keta'atan) kepadanya. Namun (yang semestinya dilakukan adalah) memohon kepada Allah dalam menghilangkan gangguannya (kezholimannya), mencegah kejelekannya, dan memperbaikinya.”
๐ (lihat Syarh Muslim no. 1843)
Lebih tegas lagi Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam menggambarkan kezholiman ulil amri, namun demikian tetap wajib menta'atinya, yaitu dalam hadits berikut,
«َُُูููู ุจَุนْุฏِู ุฃَุฆِู
َّุฉٌ َูุง َْููุชَุฏَُูู ุจُِูุฏَุงَู، ََููุง َูุณْุชََُّููู ุจِุณَُّูุชِู، َูุณََُูููู
ُ ِِูููู
ْ ุฑِุฌَุงٌู ُُูููุจُُูู
ْ ُُูููุจُ ุงูุดََّูุงุทِِูู ِูู ุฌُุซْู
َุงِู ุฅِْูุณٍ» ، َูุงَู: ُْููุชُ: ََْููู ุฃَุตَْูุนُ َูุง ุฑَุณَُูู ุงِููู، ุฅِْู ุฃَุฏْุฑَْูุชُ ุฐََِูู؟ َูุงَู: «ุชَุณْู
َุนُ َูุชُุทِูุนُ ِْููุฃَู
ِูุฑِ، َูุฅِْู ุถُุฑِุจَ ุธَْูุฑَُู، َูุฃُุฎِุฐَ ู
َุงَُูู، َูุงุณْู
َุนْ َูุฃَุทِุนْ»
“Akan ada sepeninggalku para pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak mengambil sunnahku. Dan akan muncul di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati syaithon dalam wujud manusia.” Aku bertanya, “Apa yang harus aku perbuat apabila aku mendapati itu?”Rosulullah menjawab, “Tetaplah engkau mendengar dan menta'ati pimpinan meskipun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta'at!!” (Muslim 1847)
๐ An-Nawawi rohimahullah menjelaskan,
“Pada hadits ini terdapat dalil untuk senantiasa konsisten bersama pemerintah muslimin dan pimpinannya, serta kewajiban menta'ati mereka meskipun mereka berbuat fasik dan melakukan kemaksiatan berupa merampas harta dan yang lainnya. Maka wajib menta'ati mereka dalam perkara selain maksiat.”
๐ (lihat Syarh Muslim no. 1847)
•••••••••••••••••••••
๐ ๐๐ก Majmu'ah Manhajul Anbiya
@ManhajulAnbiya
#prinsip #ahlussunnah #taat #pemerintah
✅ *Join & Share* ⤵️
▶ *Group WhatsApp:*
Washiilatu At Tarbiyyah
↘️ *Channel Telegram:*
https://telegram.me/salafyonline
⬇️ *Website:*
www.salafyonline.net
No comments:
Post a Comment